Rabu, 29 Desember 2010

Pengaruh New Media

New Media adalah Media adalah suatu alat baru yang menghubungkan kita dengan dunia luar. Tanpa media, kita menjadi sulit mengetahui hal-hal yang terjadi di sekeliling kita. Oleh karena itu, new media disebut juga sumber informasi utama bagi seluruh orang di dunia. Contoh dari new media adalah internet dan handphone. Perkembangan new media membawa pengaruh positif dan negatif baik bagi diri sendiri maupun budaya.

Internet adalah jaringan komputer yang terhubung secara internasional dan tersebar di seluruh dunia. Jaringan ini meliputi jutaan pesawat komputer yang terhubung satu dengan yang lainnya dengan memanfaatkan jaringan telepon (baik kabel maupun gelombang elektromagnetik).Jaringan jutaan komputer ini memungkinkan berbagai aplikasi dilaksanakan antar komputer dalam jaringan internet dengan dukungan software dan hardware yang dibutuhkan. Pengaruh positif dari internet bagi diri sendiri adalah dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia. Sedangkan, negatifnya adalah terbukanya akses negatif (pornografi) di internet. Pengaruh positif internet terhadap budaya adalah lebih mudah mengenalkan budaya Indonesia ke dunia dan dapat mengetahui budaya negeri lain dengan cepat. Sedangkan, negatifnya adalah terpengaruh oleh budaya negeri lain yang buruk.

Handphone adalah media elektronik yang sangat berguna dalam bidang komunikasi. Melalui handphone, individu dapat saling berkomunikasi, bertukar pikiran, pendapat dan lain sebagainya dengan cepat, mudah dan menyenangkan. Selain berkomunikasi yang menjadi fungsi utama, handphone juga berpengaruh pada kondisi psikis pemakainya. Hal ini dikarenakan fitur handphone yang sudah berintegrasi dari sekedar komunikasi dengan layanan telephone dan short message service (sms) menjadi internet, 3g, chatting dan lain-lain. Layanan layanan tersebut secara tidak disadari menjadi media hiburan bagi pemakainya.

Handphone yang pada zaman dahulu merupakan kebutuhan tersier, dalam rentan waktu beberapa tahun mulai datang sebagai kebutuhan sekunder bahkan primer. Integrasi yang cepat ini tentunya mempunyai dampak buruk bagi pemakainya, diantaranya adalah ketergantungan berlebih pada handphone, mudahnya tindakan kriminal via handphone, serta yang paling buruk adalah menjadi pembentuk moral bagi kalangan muda. Mengapa pembentuk moral? Hal ini dikarenakan Handphone mulai menjadi kebutuhan untuk masyarakat usia 15tahun kebawah yang masih dalam tahap pembentukan moral.

Handphone terhadap budaya, tentunya membawa hal yang sangat baik, terutama bagi mereka yang pergi merantau jauh dari asal kebudayaannya. Dengan handphone, individu yang jauh dapat merasakan budayanya dengan jalur komunikasi mudah, cepat dan menyenangkan. Selain hal tersebut tentunya handphone bisa menjadi media penyaluran budaya yang tepat bila digunakan tepat guna. Sebagai contoh budaya sopan santun tetap bisa dilakukan tanpa ongkos yang terlalu mahal. Dengan hanya mengirim sms, kita dapat menyapa sanak saudara dan kerabat sehingga silahturahmi tetap terjalin baik.

Sebaliknya, handphone juga memiliki pengaruh buruk dalam budaya. Salah satunya adalah masuknya budaya praktis dan instant dalam kebudayaan itu sendiri yang lambat laun akan merusak budaya aslinya. Sebagai contoh, bila tidak digunakan tepat guna, handphone yang menjadi media komunikasi untuk silahturahmi dapat menggantikan silahturahmi itu sendiri. Jika pada awalnya masyarakat bersilahturahmi dengan mendatangi rumah dan bercakap-cakap, dengan handphone, hal tersebut tidak akan terjadi sehingga merusak arti silahturahmi yang seharusnya saling bertatap muka, menjadi silahturahmi praktis dalam konteks maya.

Rabu, 24 November 2010

Data Diriku


Nama saya Philbertha Nathania, saya lahir di Depok pada tanggal 25 September 1991. Saya mempunyai tinggi badan 155cm dengan berat badan 40kg. Saya memiliki hobi bermain bulutangkis walaupun tidak begitu mahir tetapi saya menyukai olahraga ini.

Saya menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Budi Luhur dari tahun 1996 sampai 1997. Saya melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SD Taman Rejeki Cibinong dari tahun 1997 sampai 2003. Setelah itu, saya menghabiskan masa sekolah menengah pertama saya di SMP Mardi Waluya Cibinong dari tahun 2003 sampai 2006. Masa SMA pun saya lalui di SMA Mardi Yuana Depok dari tahun 2006 sampai 2009.

Sekarang, saya menjadi mahasiswi jurusan Teknik Informatika angkatan 2009 di Universitas Gunadarma. Kursus yang sudah saya ikuti adalah Basic Administration for Window 2000 server, sedangkan workshop yang telah saya ikuti adalah Designing Shopping Cart.

Kamis, 13 Mei 2010

Manusia dan Pandangan Hidup

Manusia terkadang belum mengerti akan arah dari kehidupannya sendiri. Banyak manusia yang bertanya kepada dirinya sendiri, "Mengapa aku hidup dan untuk apa?" Terkadang pertanyaan itu selalu menghantui diri kita masing masing. Setiap manusia dapat menjawab pertanyaan itu jika memiliki pandangan hidup yang baik dan tepat. Untuk mencari tahu seperti apakah pandangan hidup yang baik, kita perlu memiliki beberapa hal seperti Iman yang kuat serta pikiran yang positif.

Iman yang kuat selalu membawa manusia kejalan yang benar, segala kesulitan yang ditanggung oleh manusia dapat terasa ringan bila kita selalu berpegang kepada iman kita.
Contoh : Saat seseorang di PHK dari pekerjaannya, bila seseoarang itu memiliki iman yang kuat pasti dapat menerima semua kejadian tersebut dan menjadikannya sesuatu yang dapat dilewati. Namun jika tidak memiliki iman yang kuat tentunya akan merasa sangat putus asa dan dapat berakhir dengan mengakhiri hidupnya sendiri.

Selain Iman yang kuat sebagai manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, tentunya berpikiran positif juga sangat membantu manusia dalam menjalani dan memandang hidup. Terkadang orang orang disekitar kita bisa menjadi penghalang untuk kita berpikiran positif. Ejekan dan kata kata yang membuat putus asa sering dilontarkan orang lain. Oleh karena itu sebagai manusia kita jangan mendengarkan hal hal yang membuat putus asa tersebut dari orang lain.

Iman dan berpikir positif selalu dapat membantu manusia berpandangan hidup ke depan yang lebih baik.

Selasa, 11 Mei 2010

Kebajikan

Kebajikan diartikan perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma dan etika. Manusia adalah pribadi yang terdiri atas jiwa dan raga. Kedua unsur tersebut akan terpisah jika manusia itu meninggal.

Manusia sebagai manusia pribadi yang hanya mementingkan dirinya sendiri seringkali tidak mengenal kebajikan. Sebagai makhluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati merupakan bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan, atau tingkah laku. Jadi, suara hati dapat menjadi hakim untuk diri sendiri.

Seperti yang telah disebutkan di atas, suara hati dapat menjadikan hakim untuk diri sendiri. Namun selain itu banyak pelaku tindak kriminal yang menyebutkan bahwa suara hati mereka yang menuntun mereka melakukan tindakan kriminal. Hal seperti itu tidaklah sesuai dengan kriteria kebajikan yang telah tertera. Suara hati merupakan bisikan yang mengarahkan kita ke dalam kebajikan, namun sebuah suara hati yang selalu dihiraukanlah yang membawa pelaku kearah keburukan.

Kebijakan dan tingkah laku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menentukan, faktor tersebut adalah pembawaan, lingkungan, pengalaman.

  1. Pembawaan adalah sesuatu yang manusia dapat sejak lahir melalui gen orang tua. Jika orang tua memiliki sifat keras, kemungkinan besar anaknya juga akan memiliki sifat tersebut. Namun terkadang terdapat kejadian di mana dua orang saudara yang tidak memiliki sifat sama dari orang tuanya. Hal ini dikarenakan terdapat 23 pasang kromosom manusia yang masing masing memiliki jutaan DNA sehingga sifat yang dimiliki kadang juga tidak sama.
  2. Lingkungan, seorang anak yang sejak kecil yang hidup di lingkungan desa pasti memiliki tingkah laku yang berbeda dengan anak yang sejak kecil hidup di kota. Pola pikir pasti terbentuk dari lingkungan yang ada. Namun terkadang faktor lingkungan terkadang tidak berpengaruh terhadap perihal seseorang sesuai dengan faktor-faktor yang lain.
  3. Pengalaman, seseorang yang telah mengalami pengalaman pahit dan pengalaman manis pasti memiliki perilaku yang berbeda satu sama lain.
Dari ketiga faktor tersebut kira kira faktor mana yang paling besar pengaruhnya? Hal tersebut tergantung dari masing masing individu dengan faktor yang lebih dominannya.

Cita-cita

Setiap orang tentu memiliki cita-cita, ingin berkembang dan menjadi lebih baik, entah dalam kehidupan ekonomi, moral, kedudukan dalam masyarakat, karier, dan sebagainya. Hal ini tidak mengherankan karena kesempurnaan diri secara utuh dan terpadu merupakan tujuan hidup setiap orang.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, cita-cita adalah harapan, keinginan, dan tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Harapan, keinginan, maupun tujuan merupakan sesuatu yang ingin diperoleh seseorang pada waktu yang akan datang.Sehingga, cita-cita merupakan pandangan masa depan atau pandangan hidup yang menjadi motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu agar cita-citanya tercapai.

Cita-cita yang tidak mungkin tercapai atau belum mungkin terpenuhi disebut juga angan-angan. Misalnya, seorang anak yang bercita-cita menjadi dokter sedangkan dia belum bersekolah dan tidak mungkin berpikir baik, sehingga tidak memiliki kemampuan untuk mencapai cita-citanya.

Ada tiga faktor yang menentukan tercapainya suatu cita-cita, yaitu :
  1. Faktor Manusia yang ingin mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yang tidak memiliki kemauan , sehingga apa yang dicita-citanya hanya berupa khayalan saja. Hal seperti ini ini banyak dialami oleh kaum muda-mudi yang senang berkhayal, tetapi sulit menggapai cita-citanya karena kurang mengukur kemampuannya sendiri. Seseorang yang berkemauan keras untuk menggapai cita-citanya akan menjadikan cita-citanya sebagai motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup. Usaha yang keras dalam menggapai cita-cita merupakan suatu perjuangan hidup dan bila berhasil akan menimbulkan rasa puas.
  2. Faktor Kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, dapat disebut kondisi yang menguntungkan dan menghambat. Kondisi yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya cita-cita, sedangkan kondisi yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi tercapainya cita-cita. Misalnya, kondisi ekonomi yang berbeda-beda.
  3. Faktor tingginya Cita-cita adalah faktor ketiga dalam menggapai cita-cita. Ada kata orang yang berbunyi "Capailah cita-cita setinggi bintang di langit". Tetapi, mampukah orang yang bersangkutan mencapainya dan apakah kondisinya memungkinkan hal itu. Pepatah mengatakan "Bayang-bayang setinggi badan", artinya mencapai cita-cita sesuai kemampuannnya. Pepatah ini menyebabkan seseorang secara bertahap mencapai cita-citanya. Perhitungan kemampuan dan kondisi pun dilakukan agar dapat mencapai apa yang diinginkan.
Kesimpulannya adalah buatlah cita-cita yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi kita agar kita dapat mencapai cita-cita kita. Dan jangan mudah putus asa dalam mencapai apa yang kita cita-cita karena cita-cita itu merupakan motivasi kita untuk menjalani hidup ini.