Kamis, 13 Mei 2010

Manusia dan Pandangan Hidup

Manusia terkadang belum mengerti akan arah dari kehidupannya sendiri. Banyak manusia yang bertanya kepada dirinya sendiri, "Mengapa aku hidup dan untuk apa?" Terkadang pertanyaan itu selalu menghantui diri kita masing masing. Setiap manusia dapat menjawab pertanyaan itu jika memiliki pandangan hidup yang baik dan tepat. Untuk mencari tahu seperti apakah pandangan hidup yang baik, kita perlu memiliki beberapa hal seperti Iman yang kuat serta pikiran yang positif.

Iman yang kuat selalu membawa manusia kejalan yang benar, segala kesulitan yang ditanggung oleh manusia dapat terasa ringan bila kita selalu berpegang kepada iman kita.
Contoh : Saat seseorang di PHK dari pekerjaannya, bila seseoarang itu memiliki iman yang kuat pasti dapat menerima semua kejadian tersebut dan menjadikannya sesuatu yang dapat dilewati. Namun jika tidak memiliki iman yang kuat tentunya akan merasa sangat putus asa dan dapat berakhir dengan mengakhiri hidupnya sendiri.

Selain Iman yang kuat sebagai manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, tentunya berpikiran positif juga sangat membantu manusia dalam menjalani dan memandang hidup. Terkadang orang orang disekitar kita bisa menjadi penghalang untuk kita berpikiran positif. Ejekan dan kata kata yang membuat putus asa sering dilontarkan orang lain. Oleh karena itu sebagai manusia kita jangan mendengarkan hal hal yang membuat putus asa tersebut dari orang lain.

Iman dan berpikir positif selalu dapat membantu manusia berpandangan hidup ke depan yang lebih baik.

Selasa, 11 Mei 2010

Kebajikan

Kebajikan diartikan perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma dan etika. Manusia adalah pribadi yang terdiri atas jiwa dan raga. Kedua unsur tersebut akan terpisah jika manusia itu meninggal.

Manusia sebagai manusia pribadi yang hanya mementingkan dirinya sendiri seringkali tidak mengenal kebajikan. Sebagai makhluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati merupakan bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan, atau tingkah laku. Jadi, suara hati dapat menjadi hakim untuk diri sendiri.

Seperti yang telah disebutkan di atas, suara hati dapat menjadikan hakim untuk diri sendiri. Namun selain itu banyak pelaku tindak kriminal yang menyebutkan bahwa suara hati mereka yang menuntun mereka melakukan tindakan kriminal. Hal seperti itu tidaklah sesuai dengan kriteria kebajikan yang telah tertera. Suara hati merupakan bisikan yang mengarahkan kita ke dalam kebajikan, namun sebuah suara hati yang selalu dihiraukanlah yang membawa pelaku kearah keburukan.

Kebijakan dan tingkah laku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menentukan, faktor tersebut adalah pembawaan, lingkungan, pengalaman.

  1. Pembawaan adalah sesuatu yang manusia dapat sejak lahir melalui gen orang tua. Jika orang tua memiliki sifat keras, kemungkinan besar anaknya juga akan memiliki sifat tersebut. Namun terkadang terdapat kejadian di mana dua orang saudara yang tidak memiliki sifat sama dari orang tuanya. Hal ini dikarenakan terdapat 23 pasang kromosom manusia yang masing masing memiliki jutaan DNA sehingga sifat yang dimiliki kadang juga tidak sama.
  2. Lingkungan, seorang anak yang sejak kecil yang hidup di lingkungan desa pasti memiliki tingkah laku yang berbeda dengan anak yang sejak kecil hidup di kota. Pola pikir pasti terbentuk dari lingkungan yang ada. Namun terkadang faktor lingkungan terkadang tidak berpengaruh terhadap perihal seseorang sesuai dengan faktor-faktor yang lain.
  3. Pengalaman, seseorang yang telah mengalami pengalaman pahit dan pengalaman manis pasti memiliki perilaku yang berbeda satu sama lain.
Dari ketiga faktor tersebut kira kira faktor mana yang paling besar pengaruhnya? Hal tersebut tergantung dari masing masing individu dengan faktor yang lebih dominannya.

Cita-cita

Setiap orang tentu memiliki cita-cita, ingin berkembang dan menjadi lebih baik, entah dalam kehidupan ekonomi, moral, kedudukan dalam masyarakat, karier, dan sebagainya. Hal ini tidak mengherankan karena kesempurnaan diri secara utuh dan terpadu merupakan tujuan hidup setiap orang.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, cita-cita adalah harapan, keinginan, dan tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Harapan, keinginan, maupun tujuan merupakan sesuatu yang ingin diperoleh seseorang pada waktu yang akan datang.Sehingga, cita-cita merupakan pandangan masa depan atau pandangan hidup yang menjadi motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu agar cita-citanya tercapai.

Cita-cita yang tidak mungkin tercapai atau belum mungkin terpenuhi disebut juga angan-angan. Misalnya, seorang anak yang bercita-cita menjadi dokter sedangkan dia belum bersekolah dan tidak mungkin berpikir baik, sehingga tidak memiliki kemampuan untuk mencapai cita-citanya.

Ada tiga faktor yang menentukan tercapainya suatu cita-cita, yaitu :
  1. Faktor Manusia yang ingin mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yang tidak memiliki kemauan , sehingga apa yang dicita-citanya hanya berupa khayalan saja. Hal seperti ini ini banyak dialami oleh kaum muda-mudi yang senang berkhayal, tetapi sulit menggapai cita-citanya karena kurang mengukur kemampuannya sendiri. Seseorang yang berkemauan keras untuk menggapai cita-citanya akan menjadikan cita-citanya sebagai motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup. Usaha yang keras dalam menggapai cita-cita merupakan suatu perjuangan hidup dan bila berhasil akan menimbulkan rasa puas.
  2. Faktor Kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, dapat disebut kondisi yang menguntungkan dan menghambat. Kondisi yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya cita-cita, sedangkan kondisi yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi tercapainya cita-cita. Misalnya, kondisi ekonomi yang berbeda-beda.
  3. Faktor tingginya Cita-cita adalah faktor ketiga dalam menggapai cita-cita. Ada kata orang yang berbunyi "Capailah cita-cita setinggi bintang di langit". Tetapi, mampukah orang yang bersangkutan mencapainya dan apakah kondisinya memungkinkan hal itu. Pepatah mengatakan "Bayang-bayang setinggi badan", artinya mencapai cita-cita sesuai kemampuannnya. Pepatah ini menyebabkan seseorang secara bertahap mencapai cita-citanya. Perhitungan kemampuan dan kondisi pun dilakukan agar dapat mencapai apa yang diinginkan.
Kesimpulannya adalah buatlah cita-cita yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi kita agar kita dapat mencapai cita-cita kita. Dan jangan mudah putus asa dalam mencapai apa yang kita cita-cita karena cita-cita itu merupakan motivasi kita untuk menjalani hidup ini.